Perbandingan kinerja Gaming, Rendering 3D, dan Mining antara RTX 3060 Ti, RTX 3070 dan RTX 2080 Ti
Fungsi videocard bukanlah cuma untuk Gaming saja, tapi juga juga merupakan alat untuk mencari nafkah bagi 3D Designer, Video Editor, dan Miner terutama.
Gaming, Rendering 3D & Mining adalah 3 hal yg sangat bergantung pada kinerja GPU dan bukan CPU. Bahkan Mining malah sama sekali tidak membutuhkan kinerja CPU.
Di awal tahun 2021 ini, tanda-tanda kebangkitan mining mulai terasa yg terlihat dari mulai meroketnya harga Bitcoin & Ethereum yg diikuti dengan merangkak naiknya harga videocard. Kenaikan harga videocard ini menimbulkan kepanikan di kalangan Gamer maupun Designer 3D yg nafas & urat nadi kehidupannya sangat bergantung sekali pada videocard.
Pada tahun 2020 yg lalu, RTX 3060 Ti dan RTX 3070 telah menjadi idola bagi Gamer maupun 3D Designer karena harganya yg cuma berada di kisaran Rp.9-10 juta namun memiliki kinerja ala videocard papan atas legendaris seperti RTX 2080 Ti yg harganya Rp. 15juta lebih.
Videocard di mata 3D Designer / Designer Grafis
Selama ini videocard high-end seperti RTX 2080 Ti lebih populer di kalangan 3D Designer ketimbang Gamer, karena kinerjanya yg tinggi dianggap mampu menuntaskan pekerjaan rendering lebih cepat sehingga para 3D Designer juga lebih cepat mendapatkan bayarannya.
Kaum 3D Designer umumnya mengais rejeki mulai dari menerima jasa pembuatan design rumah untuk perusahaan Real Estate, hingga menggarap animasi 3D untuk rumah produksi, event organizer, dan biro iklan. Mustahil mereka mampu melakukan itu semua tanpa videocard yg mumpuni. Karena itulah mereka kadang rela membeli videocard high-end karena dianggap sebagai instrumen kerja untuk mencari nafkah.
Videocard di mata Miner
Miner adalah kaum yg lebih rela lagi membeli videocard mahal asalkan kinerja hashratenya tinggi, mereka bahkan rela membelinya dalam kuantiti masif hingga berlaksa-laksa jumlahnya. Karena mereka menganggap videocard sebagai mesin penghasil uang. Sehingga videocard high end seperti RTX 2080 Ti pun juga tidak masalah mereka beli kalau memang mampu memberikan kinerja hashrate lebih tinggi ketimbang RTX 3060 Ti dan RTX 3070 (benar tidaknya hal ini akan dibuktikan dalam pengujian)
Videocard di mata Gamer
Sementara itu, kaum Gamer biasanya menganggap videocard yg terlalu high-end seperti RTX 2080 Ti terlalu mahal untuk sekedar hobi gaming yg tidak menghasilkan uang , walaupun mereka mengakui kinerja game RTX 2080 Ti pastilah sangat bagus.
Namun mayoritas gamer yg umumnya menggunakan monitor 22″-24″ (resolusi 1080p/FHD), biasanya merasa bahwa RTX 3060 Ti saja sudah terlalu “overkill” (apalagi RTX 3070).
Ini dikarenakan RTX 3060 Ti aslinya dirancang untuk gaming di resolusi 1440p/QHD. Sehingga untuk gaming resolusi 1080p dengan settingan Ultra paling rata kanan & paling Extreme sekalipun (dengan Raytracing), RTX 3060 Ti saja sudah sangat memuaskan bagi mayoritas gamer.
Situasinya tentu akan berbeda ketika monitor yg dipakai adalah 1440p/QHD/2K atau UHD/4K. Dengan monitor semacam ini, gamer mulai patut mempertimbangkan videocard high end seperti RTX 2080 Ti dan RTX 3070.
RTX 3070 adalah solusi murah & terjangkau buat pengguna monitor 4K yg tak mampu membeli RTX 2080 Ti yg mahal itu.
Tapi perlu diingat juga, seberapa banyak pemilik monitor 4K yg harganya diatas Rp.4 juta itu?
Fakta membuktikan bahwa mayoritas gamer menggunakan monitor 22″-24″ dan itu adalah monitor 1080p, dimana RTX 3060 Ti sudah amat sangat perkasa di resolusi itu. Bahkan LED TV 42″ yg laris & populer di kalangan gamer juga resolusinya 1080p (karena yg 4K harganya Rp.5 juta lebih).
Oleh karena itu kini tinggal kaum 3D Designer dan kaum Miner saja yg bakal mempertanyakan apakah duo pendatang baru (RTX 3060 Ti & RTX 3070) mampu memuaskan kebutuhan mereka jika dibandingkan videocard legendaris papan atas seperti RTX 2080 Ti.
Videocard RTX 3060Ti, RTX 3070, dan RTX 2080 Ti yg populer di pasaran
MSI RTX 3060 Ti 8GB GamingX
Harga: Rp. 10 juta (per Februari 2021)
MSI seri Gaming X sedari dulu selalu digandrungi kalangan gamer. Ini karena design yg keren, bertabur RGB, dan cooling berukuran besar & tebal yg menjanjikan temperatur jauh lebih adem ketimbang merk lain di kelasnya. Tak terkecuali RTX 3060 Ti Gaming X yg sekalipun masuk dalam kasta Dual-Fan tapi temperaturnya lebih adem ketimbang beberapa videocard kasta Triple-Fan.
Ini karena sekalipun hanya memiliki 2 fan, tapi diameter fannya jauh lebih besar ketimbang videocard Triple-Fan umumnya. Karena itulah, sekalipun berkasta Dual-Fan, namun cardnya tergolong cukup panjang (28cm) nyaris menyamai panjang beberapa videocard Triple-Fan yg diameter fannya lebih kecil (fan diameter kecil biasanya lebih bising dan lebih lemah kinerjanya).
Sebetulnya cara lebih mudah mengetahui kinerja cooling videocard adalah dengan melihat panjang ataupun tinggi videocardnya. Bila videocard Dual-Fan tapi panjangnya berkisar 28cm-30cm, maka pastilah fan-nya berukuran raksasa. Tapi bila Triple fan tapi panjangnya dibawah 30cm, maka pastilah 3 fan yg digunakan adalah kelas cacing alias berukuran mini. Karena videocard triple-fan yg diameter fan-nya besar, mustahil panjangnya bisa dibawah 30cm. Dengan 3 fan diameter besar, panjang cardnya pasti minimal 31cm dan umumnya 32cm.
Jadi kalau ada videocard Triple-Fan tapi panjangnya cuma berkisar 28cm saja, pasti kinerja coolingnya akan jadi bahan tertawaan videocard Dual-Fan yg panjangnya juga 28cm.
Selama panjangnya cuma 28cm, maka sekalipun jumlah fan-nya 1000 biji juga akan sia-sia, karena diameternya pasti akan makin kecil seukuran kutu & tentunya makin loyo.
Tinggi videocard juga bisa dijadikan patokan bagus tidaknya kinerja cooling videocard. Bila tingginya 13cm ke atas, sudah bisa dipastikan fan yg dipakai pastilah berukuran raksasa. Karena mustahil menggunakan fan berdiameter raksasa pada videocard yg tingginya cuma 12cm saja. MSI RTX 3060 Ti Gaming X memiliki tinggi 13cm untuk mengakomodasi 2 fan berdiameter besar.
Patut diingat, sebaik-baiknya fan adalah yg diameternya sebesar mungkin. Jadi bukan soal jumlah fan-nya. Karena 1 buah fan raksasa berdiameter 3 meter akan dengan hening/silent mampu melibas 1000 fan super-bising yg masing-masing cuma berdiameter 1cm dan pastinya sangat berisik.
Zotac RTX 3070 8GB Twin Edge
Harga: Rp. 11 juta (per Februari 2021)
Zotac terkenal di kalangan gamer karena design-nya yg keren (futuristik) namun harganya terjangkau. Produsen VGA asal Hongkong yg juga bermarkas di Jerman ini memiliki RTX 3070 yg cukup populer & unik, khususnya di kalangan pengguna Mini PC high-performance. Hal ini dikarenakan Zotac RTX 3070 Twin Edge memiliki panjang cuma 23cm yg membuatnya bisa muat di casing mini dan menjadi satu-satunya videocard terkencang bagi pemilik casing berukuran mini.
Namun bukan berarti ukuran pendek menandakan fan berdiameter kecil. Justru diameter fan yg digunakan berukuran raksasa dan itulah yg membuat ukuran tingginya malah melampaui 14cm.
Jadi walaupun videcard ini tergolong pendek, namun posturnya sangat tinggi (memiliki “punuk”) dan bahkan termasuk videocard dengan postur tertinggi di dunia. Karena MSI GamingX saja tingginya cuma 13cm.
Zotac tahu bahwa yg sering jadi problem bagi pengguna Mini PC adalah videcard berukuran panjang. Di banyak casing Mini, panjang videocard maximum biasanya terbatas di 24cm, namun jarang ada batasan tinggi, sehingga videocard “ber-punuk” tinggi malah tetap aman-aman saja.
Penggunaan Dual-fan raksasa yg di-indikasikan dengan tampilan “punuk” tinggi, membuat kinerja coolingnya termasuk yg terbaik di kasta Dual-Fan. Namun kinerja coolingnya masih sedikit dibawah Dual-Fan MSI Gaming X karena ukuran heatsinknya masih kalah tebal.
Heatsink MSI Gaming X statusnya adalah triple slot cooler (ketebalannya memakan 3 slot PCI). Sedangkan heatsink pada Zotac RTX 3070 Twin Edge statusnya tetap merupakan dual-slot cooler demi menjaga ukurannya tidak terlalu tebal agar tidak bermasalah dengan casing mini yg umumnya tidak kompatibel dengan ketebalan videocard triple slot.
Kalau masuk casing Mini saja bisa, apalagi casing standard. Karena itulah Zotac RTX 3070 Twin Edge menjadi videocard berkinerja tinggi paling populer yg pasti bisa masuk di semua casing tanpa masalah.
Bagi pengguna Mini PC High Performance, Zotac RTX 3070 Twin Edge malah menjadi videocard yg “Wajib Hukumnya” untuk dimiliki, karena inilah satu-satunya videocard kompak tercepat untuk casing berukuran kecil, sekaligus paling adem coolingnya karena memiliki 2 fan berukuran raksasa.
Secara teori, sebaik-baiknya cooling pada videocard adalah yg sepanjang mungkin, setebal mungkin dan setinggi mungkin, namun ini akan menimbulkan bencana kompatibiltas dengan mayoritas casing milik pengguna.
Zotac RTX 3070 Twin Edge mampu menciptakan keseimbangan antara kinerja & kompatibilitas, sehingga kinerja coolingnya tetap bagus tapi pasti bisa masuk di semua casing. Dan sepertinya hanya Zotac yang mampu menciptakan RTX 3070 Dual-Fan yg berukuran kompak tapi tetap adem coolingnya. Karena kebanyakan produsen lain menyerah & terpaksa menggunakan solusi Triple-Fan untuk mendinginkan RTX 3070 mereka.
Tidak sia-sia Zotac menggunakan insinyur Jerman dalam merancang design unik yg memiliki keunggulan (Zotac asalnya dulu memang perusahaan Jerman sebelum dibeli perusahaan Hongkong, namun kinipun masih tetap memiliki markas di Jerman).
Keunggulan kompatibilitas inilah yg juga menjadikan Zotac RTX 3070 Twin Edge sebagai salah satu RTX 3070 terlaris di dunia. Karena penggunanya mulai dari pemilik PC berukuran Mini hingga berukuran Raksasa.
Walaupun tidak memiliki fitur RGB, namun logonya menyala warna putih (White LED) sehingga tetap memenuhi standard tuntutan estetika kekinian, khususnya bagi yg lebih menyukai warna lampu putih yg elegan pada casingnya ketimbang warna-warni pelangi yg dianggap norak oleh sebagian orang.
RTX 2080 Ti 11GB
Harga: Rp. 18 juta (per Februari 2021)
Selama ini RTX 2080 Ti besutan Inno3D cukup populer di pasaran karena harganya lebih terjangkau ketimbang merk ASUS dan MSI, serta juga dilengkapi fitur RGB pada logonya demi memenuhi standard estetika kekinian.
Kastanya masuk ke dalam kelas Triple-Fan, namun panjangnya cuma 28cm yg menandakan bahwa diameter ketiga fannya kecil dan sudah pasti bising suaranya (fan makin kecil justru makin bising).
RTX 2080 Ti merk ASUS dan MSI umumnya menggunakan fan & cooler raksasa dengan panjang diatas 30cm yg membuat harganya jadi lebih mahal lagi, dan malah menjadikannya semakin tak layak dibeli setelah kedatangan RTX 3070 yg juga sama-sama perkasa namun jauh lebih murah harganya, lebih adem, dan lebih hemat listrik.
Inno3D RTX 2080 Ti adalah Singa Tua terakhir yg masih berkeliaran dipasaran sebelum mulai punah terkena Seleksi Alam akibat digilas pendatang baru seperti RTX 3070 yg jauh lebih murah.
Hasil benchmark menunjukkan bahwa RTX 3070 memiliki otot & tenaga yg cukup untuk menggulingkan RTX 2080 Ti dari singgasananya, terutama karena harganya yg jauh lebih murah.
Sehingga tidak ada lagi alasan yg cukup kuat bagi Gamer, Designer 3D Grafis, maupun Miner untuk membeli RTX 2080 Ti semenjak munculnya RTX 3070.
Bagi Gamer, RTX 3060 Ti masih terlalu loyo & lemah serta tidak layak untuk menduduki tahta singgasana RTX 2080 Ti.
RTX 3070 lah yg layak & pantas mengenakan mahkota & tongkat Raja yg selama ini dipakai oleh RTX 2080 Ti.
Platform Pengujian:
CPU: AMD Ryzen 5 3600 (all test), Ryzen 5 2600 (test bottleneck only)
Mobo: Asrock, Gigabyte
Memory: Team Delta RGB, Geil EvoX II RGB
PSU: Corsair, FSP
Benchmark Sintetis
Benchmark Sintetis menunjukkan keperkasaan RTX 2080 Ti, namun selisih kinerjanya tidak terlalu banyak dibanding RTX 3070. Sementara itu RTX 3060 Ti terlihat terpuruk jauh dibawah RTX 3070 dengan selisih yg cukup banyak.
Perlu diingat juga bahwa RTX 2080 Ti jauh lebih panas dan boros listrik ketimbang RTX 3070, sehingga kekalahan tipis RTX 3070 bisa dimaafkan & diabaikan oleh para Gamer, karena mereka umumnya lebih panik & resah dengan videocard yg panas dan boros listrik. Tapi Gamer juga akan panik & resah dengan kinerja RTX 3060 Ti yg terlihat jauh dibawah RTX 3070.
Jadi jelas RTX 3070 sesungguhnya adalah pilihan yg lebih layak dipilih oleh para Gamer.
3D Mark Time Spy (DirectX 12) Graphic Score
RTX 2080 Ti = 14277
RTX 3070 = 13120
RTX 3060 Ti =11641
3D Mark FireStrike (DirectX 11) Graphics Score
RTX 2080 Ti = 35712
RTX 3070 = 34936
RTX 3060 Ti = 30368
Furmark 1080p
RTX 2080 Ti = 218 fps
RTX 3070 = 193 fps
RTX 3060 Ti = 173 fps
Super Position (1080p Extreme)
RTX 2080 Ti = 8755
RTX 3070 = 8438
RTX 3060 Ti = 7129
Heaven 4 (1080p Ultra, Extreme tesselation, AA 8x)
RTX 2080 Ti =180 fps
RTX 3070 = 173 fps
RTX 3060 Ti = 147 fps
Benchmark Game
Berbeda dengan Benchmark Sintetis yg sifatnya lebih pada kinerja teoritis, benchmark menggunakan real Game menunjukkan kinerja di “alam nyata” dari sebuah videocard ketika dihadapkan pada Optimalisasi yg ada pada berbagai Game di pasaran.
Sudah bukan rahasia lagi, cukup banyak game baru yg kinerjanya di-optimalkan untuk mendukung fitur-fitur pada videocard generasi terbaru saja. Biasanya produsen GPU bersama Developer Game berusaha mendongkrak kinerja GPU generasi baru, dan kadang malah menggembosi kinerja GPU lawas pada game-game baru. Optimalisasi ini dilakukan melalui update Driver maupun patch pada Game. Ini tak lain adalah Strategi Marketing agar konsumen mengupgrade videocardnya ke generasi baru.
Produsen smartphone juga sering melakukan “penggembosan kinerja” pada produk tipe lamanya, bahkan produsen sekaliber Apple pun melakukan hal itu pada iPhone melalui update firmware. Jadi bukan hanya produsen smartphone Android saja yg melakukannya. Sepertinya ini sudah merupakan tradisi sekaligus strategi marketing yg dilakukan banyak produsen demi mendongkrak penjualan produk barunya.
Jadi percuma-saja kita membangga-banggakan otot & keperkasaan videocard generasi lawas, jika akhirnya videocard tua itu akan digembosi dan “di-zolimi” oleh produsennya sendiri yg selalu berharap kita upgrade ke videocard tipe terbaru.
“Akan tiba saatnya dimana sang Singa Tua akan tersungkur karena di-zolimi sang penciptanya sendiri”
RTX 2080 Ti walaupun gagah perkasa, namun secara kodrat adalah videocard seri 2000 yg notabene adalah generasi lawas. Videocard ini beresiko menghadapi penggembosan kinerja oleh produsennya sendiri, atau paling tidak, kinerjanya jadi kalah bila sebuah game lebih mendukung/mengoptimalkan fitur terbaru yg hanya ada pada GPU generasi baru.
Di setiap rilis driver versi baru, Produsen GPU biasanya cenderung semakin meningkatkan kinerja produk videocard generasi terbarunya , dan melemahkan kinerja produk lamanya.
Konsumen pemilik produk videocard generasi lama bisa saja menyiasati hal itu dengan tidak meng-update ke driver terbaru, namun game-game keluaran baru biasanya tetap butuh update driver versi terbaru agar bisa jalan.
“Jadi pada akhirnya sang Singa Tua terpaksa harus menenggak racun yg disuguhkan penciptanya sendiri”
Karena itulah, walaupun secara teoritis RTX 2080 Ti sangat perkasa di Benchmark Sintetis, namun realita sesungguhnya tercermin pada kinerja pada Game betulan yg ada di pasaran.
Realita di beberapa game menunjukkan bahwa sang Singa Tua RTX 2080 Ti ternyata bisa dikalahkan oleh RTX 3070 dan kinerjanya di banyak game tak jauh beda dengan RTX 3070.
Bahkan dengan setingan Ultra rata kanan, ada yg kinerja ketiganya sama (misal Far Cry 5), dan di beberapa game baru RTX 3070 malah lebih unggul dibanding RTX 2080 Ti (misal Assassins Creed Valhalla & Forza Horizon 5).
Ada beberapa game tertentu (seperti Far Cry 5) yg lebih mengandalkan pada kinerja CPU ketimbang GPU, sehingga peningkatan kinerja siginifikan justru didapat ketika mengupgrade CPU.
Ini tentu karena karakteristik engine game tersebut yg lebih mengoptimalkan fitur-fitur tertentu pada CPU.
Pada Metro 2033 terlihat bahwa selisih kinerja RTX 3070 & RTX 2080 Ti juga nyaris sama, tapi kinerja RTX 3060 Ti terlihat terpuruk jauh dibawah RTX 3070.
Jadi bagi gamer, RTX 3070 tetap merupakan pilihan yg jauh lebih menarik ketimbang RTX 3060 Ti, karena selisih kinerjanya cukup banyak, tapi selisih harganya tidak terlalu banyak, dan konsumsi listrik keduanya juga tidak jauh berbeda.
Forza Horizon 5
RTX 3070 = 90 fps
RTX 2080 Ti = 87 fps
RTX 3060 Ti =832 fps
Forza Horizon 5 (GPU render)
*score GPU Render tidak terpengaruh kinerja CPU yg digunakan. Namun score total (Average FPS) terdampak kinerja CPU
RTX 3070 = 104 fps
RTX 2080 Ti = 100 fps
RTX 3060 Ti =92 fps
Shadow of Tomb Raider (GPU render)
*score GPU Render tidak terpengaruh kinerja CPU yg digunakan. Namun score total (Average FPS) terdampak kinerja CPU
RTX 2080 Ti = 171 fps
RTX 3070 = 162 fps
RTX 3060 Ti = 144 fps
Metro 2033
RTX 2080 Ti = 115 fps
RTX 3070 = 114 fps
RTX 3060 Ti = 105 fps
Far Cry 5
RTX 2080 Ti =117 fps
RTX 3070 =117 fps
RTX 3060 Ti =117 fps
CPU Bottleneck Test
Keunggulan RTX 2080 Ti dibanding RTX 3070 ti juga sangat tipis dan sangat bisa terkompensasi oleh penggunaan CPU yg lebih cepat.
Dengan kata lain, RTX 2080 Ti dengan CPU yg lebih pelan (misal Ryzen 5 2600) bisa saja menghasilkan kinerja framerate yg malah lebih rendah di banyak game, ketimbang RTX 3070 dengan CPU yg lebih kencang (misal Ryzen 5 3600)
Bahkan dengan setting kualitas grafis rata kanan sekalipun, fenomena “CPU Bottleneck” tetap bisa dilihat pada kinerja game Shadow of The Tomb Raider di bawah ini.
Shadow of The Tomb Raider (Average FPS)
RTX 3070 + Ryzen 5 3600 = 127 fps
RTX 3060 + Ryzen 5 3600 = 122 fps
RTX 2080 Ti + Ryzen 5 2600 = 106 fps
Pada game Shadow of Tomb Raider dengan setingan kualitas grafis rata kanan, RTX 2080 Ti yg dipasangkan dengan CPU lawas (Ryzen 5 2600) malah jatuh tersungkur & dipermalukan oleh RTX 3060 Ti yg dipasangkan dengan CPU generasi baru yg lebih kencang (Ryzen 5 3600). Angka “GPU Render” yg dihasilkan RTX 2080 Ti memang tetap lebih unggul dibanding RTX 3060 Ti seperti terlihat pada hasil benchmark sebelumnya, namun overall/total scorenya (Average FPS) kalah jauh akibat videocard tersebut dikombinasikan dengan CPU yg lebih pelan (terjadi bottleneck di CPU)
Selain game Shadow of The Tomb Raider, game Far Cry 5 juga sangat berpotensi menciptakan fenomena CPU Bottleneck apabila CPU yg digunakan terlalu loyo.
Cukup banyak game yg membutuhkan CPU kencang, dan pada game-game semacam ini, sekalipun dengan setingan grafis rata kanan, tetap dapat terjadi penurunan framerate yg sangat drastis bila videocard kencang dikombinasikan dengan CPU yg terlalu pelan/lawas.
Kinerja 3D rendering
Benchmark V-Ray mampu mencerminkan kinerja render di banyak aplikasi 3D, karena V-Ray merupakan plugin yg populer di aplikasi 3DS Max, Google Sketchup, Blender, Maxon Cinema 4D, Rhino, dll.
V-Ray juga mendukung Multi-GPU, sehingga menjadikannya sebagai plugin Renderer yg paling banyak digunakan para profesional.
V-Ray GPU
RTX 3070 = 497 mpaths
RTX 3060 Ti = 430 mpaths
RTX 2080 Ti = 387 mpaths
Benchmark LuxMark mencerminkan kinerja render aplikasi 3D yg berbasis OpenCL CUDA. Pada pengujian ini lagi-lagi terlihat jelas kekalahan tragis RTX 2080 Ti oleh RTX3070 dan RTX 3060 Ti.
Selisih kinerja antara RTX 3070 dengan RTX 3060 Ti juga terlihat jauh lebih banyak ketimbang selisih kinerja antara RTX 3060 Ti dengan RTX 2080 Ti
LuxMark (Hotel)
RTX 3070 = 12071
RTX 3060 Ti = 10426
RTX 2080 Ti = 9400
LuxMark (HDR Ball)
RTX 3070 = 51809
RTX 3060 Ti = 45817
RTX 2080 Ti = 43660
Kinerja di berbagai aplikasi render 3D menunjukkan kekalahan telak yg tragis pada RTX 2080 Ti. Sang singa tua bahkan terengah-engah dan tersungkur oleh petarung muda yaitu RTX 3060 Ti yg harganya jauh lebih murah. Selisih kekalahan RTX 2080 Ti dibanding RTX 3060 Ti memang tidak banyak, tapi tetap saja memalukan untuk RTX 2080 Ti yg harganya jauh lebih mahal.
Yang banyak adalah selisih kinerja antara RTX 3070 dan RTX 3060 Ti
RTX 3070 terbukti sangat mampu menunjukkan kemuliaan & keagungannya di semua aplikasi render 3D. Selisih kinerjanya juga cukup jauh diatas RTX 3060 Ti. Sehingga selisih harga yg tidak banyak antara RTX 3070 dan RTX 3060 Ti bukanlah masalah bagi pekerja render yg tentu akan memperoleh bayaran dari setiap pekerjaan rendernya.
Jadi jelas, bagi pekerja render 3D / designer grafis, RTX 3070 adalah pilihan tepat dari sisi price-performance. Lupakan RTX 3060 Ti, apalagi RTX 2080 Ti yg kinerja rendernya cuma hanya akan jadi bahan tertawaan di kalangan designer grafis.
Kinerja Mining
Ketika dipakai untuk Mining Ethereum (ETH), RTX 2080 Ti malah dipermalukan oleh RTX 3060 Ti dan RTX 3070. Sekalipun RTX 2080 Ti mampu membuktikan keperkasannya di beberapa game, namun videocard kasta Raja ini langsung tumbang ketika dipakai mining ETH, sama seperti nasibnya yg juga terpuruk di aplikasi render 3D.
Tak hanya itu, selain hashratenya lebih rendah, konsumsi daya RTX 2080 Ti juga jauh lebih tinggi yg menjadikannya sebagai videocard yg “Haram Hukumnya” untuk dimiliki kaum Miner ETH, karena ada RTX 3060 Ti yg jauh lebih murah, lebih hemat listrik, & lebih kencang hashratenya.
Kinerja hashrate RTX 3060 Ti yg nyaris sama dengan RTX 3070 juga membuat RTX 3060 Ti lebih diincar para Miner ETH karena harganya yg lebih murah.
Kalaupun ada Miner ETH yg memilih RTX 3070, pastilah karena terpaksa karena tidak memperoleh RTX 3060 Ti yg harganya lebih murah itu.
ETH Mining (Daggerhashimoto)
RTX 3070 = 61 Mhs
RTX 3060 Ti = 60 Mhs
RTX 2080 Ti = 55 Mhs
KESIMPULAN
UNTUK GAMING
Dari seluruh hasil benchmark di atas dapat disimpulkan bahwa bagi gamer, RTX 3070 & RTX 2080 Ti adalah videocard yg mampu memberikan kinerja terbaik.
Namun RTX 3070 lebih menarik untuk dipilih karena harganya yg jauh lebih murah dibanding RTX 2080 Ti, lebih adem, dan lebih hemat listrik.
Selisih kinerja keduanya tipis, dan bahkan bisa sama di beberapa game. Di game-game keluaran baru, RTX 3070 bahkan berpotensi lebih unggul ketimbang RTX 2080 Ti.
Di mata para gamer, RTX 3070 bisa ditahbiskan sebagai pengganti sang Singa Tua, RTX 2080 Ti. Sedangkan RTX 3060 Ti belum memiliki otot & tenaga untuk menggulingkan sang Singa Tua dari tahtanya.
Semua benchmark juga menunjukkan bahwa RTX 3060 Ti kinerjanya cukup jauh dibawah RTX 3070, padahal dengan konsumsi daya listrik yg tak jauh beda.
RTX 3070 dan RTX 3060 Ti sama-sama masih bisa diladeni PSU 550 watt 80+, asal yg berkualitas (merk Corsair, FSP, Seasonic, CoolerMaster, Enermax, Thermaltake, dan sekelasnya). Sementara bila ingin menggunakan RTX 2080 Ti, mungkin ada baiknya mulai mempertimbangkan PSU 600 watt ke atas yg biasanya dibandrol dengan harga lebih mahal.
Jadi bagi gamer yg sudah memiliki PSU 550 Watt “sejuta umat” yg cukup berkualitas seperti FSP HV Pro 550Watt, maka upgrade ke RTX 3070 adalah pilihan yg lebih layak diambil ketimbang upgrade ke RTX 3060 Ti.
UNTUK RENDERING
Dari semua hasil benchmark rendering 3D, terlihat bahwa RTX 2080 Ti dipermalukan habis-habisan oleh RTX 3070 maupun RTX 3060 Ti dengan selisih yg cukup banyak.
Untuk sebuah kinerja yg terkait produktifitas kerja design grafis demi menghasilkan uang, maka jelas RTX 2080 Ti adalah “alat produksi” yg tak layak dibeli.
Karena selain lebih boros listrik, kinerja rendernya masih jauh dibawah RTX 3070 dan bahkan RTX 3060 Ti yg jauh lebih murah.
RTX 3070 jelas merupakan pilihan utama bagi pekerja render, karena selisih kinerjanya cukup banyak dibanding RTX 3060 Ti. Selisih harga yg tidak terlalu banyak antara keduanya juga bukan masalah karena akan terbayar dengan produktifitas yg meningkat
UNTUK MINING
Bagi miner Ethereum, RTX 3060 Ti jelas merupakan idola & pilihan utama. Karena hashrate yg dihasilkan nyaris sama (cuma selisih 1 Mhs saja) dengan RTX 3070 yg harganya lebih mahal . Sedangkan RTX 2080 Ti adalah “kartu mati” bagi miner Ethereum. Karena dengan harga yg jauh lebih mahal, lebih panas, & lebih boros listrik, videocard ini malah menghasilkan hashrate yg lebih rendah ketimbang RTX 3060Ti.
Singkat kata, dapat dikatakan seperti ini:
- RTX 3070 ideal buat Gamer & pekerja Render 3D /Designer Grafis
Dengan konsumsi daya listrik RTX 3070 yg hampir sama dengan dengan RTX 3060Ti, maka RTX 3070 adalah pilihan yg lebih layak dipilih khususnya bagi Gamer & Designer yg menggunakan PSU 550 watt. Selain itu, RTX 3070 memiliki otot & tenaga yg masih cukup untuk meladeni gaming di monitor 4K. - RTX 3060 Ti ideal buat miner Ethereum, atau Gamer yg memutuskan tidak akan pernah mau mengupgrade ke monitor 4K, karena telah bersumpah setia dengan tanda tangan darah, untuk tetap memakai monitor 1080p seumur hidupnya dan mengharamkan monitor 4K bagi dirinya.