Duel CPU Intel & AMD harga Rp.2juta: Membongkar pembodohan publik di bursa prosesor baru & bekas di tahun 2020
Perkembangan teknologi prosesor yang sangat cepat seringkali membuat konsumen tertinggal informasi mengenai produk prosesor terbaru yang dirilis di pasaran. Saking cepatnya bermunculan prosesor terbaru di pasaran, membuat orang kebingungan apa saja keunggulannya dibanding dengan prosesor generasi sebelumnya. Saking bingungnya, bahkan banyak orang tidak menyadari bahwa seringkali harga prosesor terbaru yang lebih cepat itu ternyata justru lebih murah ketimbang harga bekas prosesor lawas.
Kebingungan & ketidaktahuan konsumen semacam inilah yang seringkali dimanfaatkan oleh para pedagang prosesor bekas untuk mereguk keuntungan besar dari setiap pembeli yang bodoh.
Pembodohan oleh juragan yang zalim
Di marketplace online banyak sekali prosesor Intel Core i7 & Core i5 generasi lawas yang dijual dengan harga bahkan lebih mahal daripada prosesor generasi terbaru yang notabene jauh lebih cepat.
Secara psikologis, banyak konsumen yang meyakini bahwa Core i7 akan selalu lebih kencang & mahal ketimbang Core i5 tanpa mempedulikan perbedaan generasinya. Padahal faktanya, sebuah Core i7 generasi lawas bisa saja kinerjanya setara atau bahkan kalah dengan Core i3 generasi terbaru.
Hal inilah yang membuat konsumen mudah dibodohi oleh juragan prosesor bekas yang menjual Core i7 dan Core i5 lawas dengan harga selangit.
Jampi-jampi Core i7 pasar loak telah membuat kebodohan konsumen makin mengakar hingga dunia akhirat
Survey pasar membuktikan bahwa di marketplace online, harga pasaran bekas untuk prosesor Core i7 generasi lawas (misal Core i7 4770) nyaris mendekati kisaran harga Rp. 2 juta. Padahal dengan uang sebanyak itu bisa didapat sebuah prosesor Intel dan AMD terbaru (Core i5 9400F, Core i3 10100, Ryzen 5 2600, Ryzen 5 3500) yang notabene performanya 2X lebih kencang. Selain itu, karena prosesor terbaru itu merupakan barang baru (bukan bekas), tentu saja bergaransi resmi 3 tahun.
Ini tentu sangat kontras dengan prosesor bekas yang garansinya cuma hitungan hari dan berupa janji manis di bibir saja.
Ketidak tahuan konsumen akan realita performa & harga bermacam-macam prosesor, telah menyebabkan para penjual prosesor bekas itu meraup keuntungan besar dan tertawa terbahak-bahak sambil mereguk anggur kemenangan.
Sementara itu konsumen yang telah termakan oleh jampi-jampi tukang loak, hanya bisa termanggu ketika menyaksikan kinerja prosesor bekas yang lambat, sambil meringis mengamati dompetnya yang telah jebol & menganga dalam kondisi kosong melompong
Oleh karena itu sesungguhnya setiap ada prosesor bekas semacam itu terjual, maka sayup-sayup akan terdengar suara tawa sang juragan yang diiringi desah suara selir-selirnya yang tidur diatas tumpukan pundi-pundi emas dari pembeli yang tertipu.
Ikuti quiz online berhadiah dari FSP Indonesia (7 sep – 28 sep 2020) !!!!
Prosesor Intel kisaran harga Rp.2 juta
Intel Core i7 4770 (bekas) Rp. 1,9 juta
Prosesor Intel generasi 4 ini diluncurkan pada kuartal ke 2 tahun 2013 dengan codename “Haswell” (22 nm). Prosesor ini memiliki 4 core+HT (8 thread) dengan clock standard 3,4 GHz dan clock Turbo 3,6 GHz (4 core) / 3,9 GHz (1 core).
Haswell adalah generasi prosesor jadul yang masih berbasis proses manufaktur 22 nm, sehingga cenderung lebih boros daya & lebih panas, dengan TDP mencapai 85 watt
Sekalipun sudah 7 tahun berlalu, namun Core i7 4770 masih saja dijual dengan harga mahal. Bahkan harga bekasnya masih berkisar Rp. 1,8 juta.
Ini tentu sebuah kekonyolan sekaligus pembodohan konsumen, mengingat dengan harga di kisaran itu bisa didapatkan prosesor Intel/AMD generasi baru yang jauh lebih cepat dan kondisinya baru, bukan barang bekas.
Namun banyaknya konsumen yang mendewa-dewakan label “Core i7” membuat kebodohan ini makin mengakar hingga dunia akhirat, karena fakta yang sesungguhnya adalah: Core i7 generasi lawas akan dilibas habis kinerjanya oleh Core i3 generasi baru.
Intel Core i5 7400 (bekas) Rp. 2,2 juta
Prosesor Intel generasi 7 ini diluncurkan pada kuartal ke 2 tahun 2016 dengan codename “Kaby Lake” (14 nm). Prosesor ini memiliki 4 core saja tanpa HT (4 thread) dengan clock standard 3,0 GHz dan clock Turbo 3,3 GHz (4 core) / 3,5 GHz (1 core).
Kaby Lake adalah generasi prosesor lawas yang masih berbasis proses manufaktur 14 nm, dengan TDP 65 watt.
Sekalipun sudah 4 tahun berlalu, namun Core i7 7400 masih saja dijual dengan harga mahal. Bahkan harga bekasnya masih berkisar Rp. 2,2 juta, yang menjadikannya sebagai prosesor termahal dari semua prosesor yang dibandingkan di artikel ini.
Ini tentu sebuah kekonyolan sekaligus pembodohan konsumen, mengingat dengan harga di kisaran itu bisa didapatkan prosesor Intel/AMD generasi baru yang jauh lebih cepat dan kondisinya baru, bukan barang bekas.
Intel Core i5 9400F (baru) Rp. 2,1 juta
Prosesor Intel generasi 9 ini diluncurkan pada kuartal ke 1 tahun 2019 dengan codename “Coffee Lake refresh” (14 nm). Prosesor ini memiliki 6 core saja tanpa HT (6 thread) dengan clock standard 2,9 GHz dan clock Turbo 3,9 GHz (6 core) / 4,1 GHz (1 core).
Coffee Lake refresh adalah generasi prosesor baru yang masih berbasis proses manufaktur 14 nm seperti prosesor lawas generasi 7 (Kaby Lake), TDP nya juga sama-sama 65 watt
Secara kinerja & harga, kehadiran prosesor Intel generasi 9 ini sebetulnya menghancurkan leburkan intel generasi sebelumnya. Karena dengan harga jauh lebih murah dibanding pendahulunya, kinerja Coffee Lake refresh ini sangat jauh lebih tinggi.
Sekalipun prosesor ini membutuhkan motherboard LGA 1151 generasi baru yang mendukung prosesor Intel generasi 9, namun itu tidak masalah mengingat harga motherboard chipset H310 cukup murah & terjangkau (soal pilihan motherboard ini akan dibahas lebih lanjut).
Intel Core i3 10100 (baru) Rp. 2,0 juta
Prosesor Intel generasi 10 ini diluncurkan pada kuartal ke 2 tahun 2020 dengan codename “Comet Lake” (14 nm). Prosesor ini memiliki 4 core + HT (8 thread) dengan clock standard 3,6 GHz dan clock Turbo 4,1 GHz (6 core) / 4,3 GHz (1 core).
Comet Lake adalah generasi prosesor baru yang konyolnya masih berbasis proses manufaktur 14 nm seperti prosesor lawas generasi 7 (Kaby Lake), TDP nya juga sama-sama 65 watt
Kehadiran prosesor intel generasi 10 ini meneruskan prestasi bagus dari intel generasi 9. Sekalipun kastanya seolah terlihat lebih rendah karena menyandang gelar “Core i3”, namun secara kinerja tentu saja bisa mengalahkan Core i5 bahkan Core i7 generasi sebelumnya. Secara harga pun Comet Lake cukup terjangkau seperti halnya intel generasi 9.
Namun sangat disayangkan karena prosesor ini ternyata membutuhkan motherboard generasi baru lagi dengan socket LGA 1200. Sekalipun harga motherboard chipset H410 cukup murah & terjangkau, namun keharusan untuk mengikuti siklus upgrade motherboard yang terus menerus, memang merupakan mimpi buruk pengguna Intel yang tidak akan pernah menghantui pengguna AMD
Prosesor AMD kisaran harga Rp.2 juta
AMD Ryzen 5 1600 (bekas) Rp. 1,6 juta
Prosesor AMD Ryzen generasi 1 yang berbasis arsitektur Zen ini diluncurkan pada kuartal ke 1 tahun 2017 dengan codename “Summit Ridge” (14 nm). Prosesor ini memiliki 6 core + HT (12 thread) dengan clock standard 3,2 GHz dan clock Turbo 3,4 GHz (6 core) / 3,6 GHz (1 core).
Summit Ridge adalah generasi prosesor jadul yang masih berbasis proses manufaktur 14 nm, sehingga clock GHz nya tidak setinggi Ryzen generasi baru. Namun TDP nya cuma 65 watt meskipun mengusung 6 core (12 thread). Temperatur standard nya pun tergolong adem, bahkan lebih adem ketimbang Ryzen generasi baru yang clock standardnya cenderung jauh lebih tinggi.
Sekalipun sudah 3 tahun berlalu, namun kinerja Ryzen 5 1600 masih bisa dibilang cukup mengagumkan untuk ukuran tahun 2020 ini, apalagi harga bekasnya juga cukup murah di pasaran. Dari semua prosesor yang dibandingkan di artikel ini, Ryzen 5 1600 adalah yang harganya termurah.
AMD Ryzen 7 1700 (bekas) Rp. 1,9 juta
Prosesor AMD Ryzen generasi 1 yang berbasis arsitektur Zen ini diluncurkan pada kuartal ke 1 tahun 2017 dengan codename “Summit Ridge” (14 nm). Prosesor ini memiliki 8 core + HT (16 thread) dengan clock standard 3,2 GHz dan clock Turbo 3,4 GHz (6 core) / 3,6 GHz (1 core).
Summit Ridge adalah generasi prosesor jadul yang masih berbasis proses manufaktur 14 nm, sehingga clock GHz nya tidak setinggi Ryzen generasi baru. Namun TDP nya cuma 65 watt sekalipun mengusung 8 core (16 thread). Temperatur standard nya pun tergolong adem, bahkan lebih adem ketimbang Ryzen generasi baru yang clock standardnya cenderung jauh lebih tinggi.
Sekalipun sudah 3 tahun berlalu, namun kinerja Ryzen 7 1700 masih tidak terkalahkan di semua benchmark. Sehgingga kinerjanya boleh dibilang sangat mengagumkan untuk ukuran tahun 2020 ini, apalagi harga bekasnya juga cukup murah di pasaran.
AMD Ryzen 5 2600 (baru) 2,0 juta
Prosesor AMD generasi 2 yang berbasis arsitektur Zen+ ini diluncurkan pada kuartal ke 2 tahun 2018 dengan codename “Pinnacle Ridge” (12 nm). Prosesor ini memiliki 6 core + HT (12 thread) dengan clock standard 3,4 GHz dan clock Turbo 3,7 GHz (6 core) / 3,9 GHz (1 core).
Pinnacle Ridge adalah generasi prosesor baru yang berbasis proses manufaktur 12 nm, sehingga clock GHz nya bisa lebih tinggi ketimbang Ryzen generasi pertama. Dengan clock standard yang lebih tinggi itu, TDP nya tetap masih sama 65 watt. Temperatur standard nya pun masih tergolong adem sekalipun clock GHz nya diatas Ryzen generasi pertama.
Ryzen 5 2600 pernah dinobatkan sebagai prosesor terbaik & paling direkomendasikan sepanjang tahun 2018-2019, dan pada tahun 2020 ini pun prosesor ini masih sangat layak & sangat pantas untuk dibeli mengingat harga barunya cuma Rp. 2 juta. Bekasnya sangat langka, karena sangat jarang pengguna yang mau melepas Ryzen 5 2600 yang kinerjanya sudah sangat memuaskan ini.
AMD Ryzen 5 3500 (baru) Rp. 1,9 juta
Prosesor AMD Ryzen generasi 3 yang berbasis arsitektur Zen2 ini diluncurkan pada kuartal ke 4 tahun 2019 dengan codename “Matisse” (7 nm). Prosesor ini memiliki 6 core saja tanpa HT (6 thread) dengan clock standard 3,6 GHz dan clock Turbo 4,0 GHz (6 core) / 4,1 GHz (1 core).
Matisse adalah generasi Ryzen terbaru yang berbasis proses manufaktur 7 nm, sehingga clock GHz nya bisa jauh lebih tinggi ketimbang Ryzen generasi sebelumnya. Dengan clock standard yang jauh lebih tinggi itu, TDP nya tetap masih sama 65 watt. Temperatur standard nya agak lebih panas ketimbang Ryzen generasi lawas. Bisa dimaklumi mengingat clock GHz nya yang jauh lebih tinggi.
Salah satu keunggulan Ryzen 5 3500 dibanding Ryzen lainnya yang dibandingkan disini adalah jumlah L3 cache nya sebesar 32MB, alias 2x lebih besar dibanding Ryzen 3 3100, dan semua Ryzen generasi sebelumnya.
L3 cache yang lebih besar (32 MB) dipercaya dapat mendongkrak kinerja interkoneksi antar core yang tentunya memliki dampak positif pada berbagai aplikasi terutama game
Matisse merupakan simbol sukses AMD mengalahkan intel dalam perlombaan proses manufaktur 7 nm. Karena hingga tahun 2020 ini, Intel masih saja kesulitan & kebingungan mengenai bagaimana caranya untuk memproduksi prosesor 10nm apalagi 7 nm. Prosesor intel terbaru generasi 10 (Comet Lake) pun masih mengandalkan proses manufaktur lawas 14 nm. Sementara AMD sudah tertawa-tawa dengan prosesor Matisse 7 nm nya.
Dengan jumlah core yang cukup banyak (6 core) dan arsitektur Zen2 (7 nm) yang tinggi clock GHz nya, maka menjadikan Ryzen 3 3500 sebagai pilihan yang bagus untuk para content creator, gamer, maupun overclocker, apalagi harga barunya cukup terjangkau yaitu Rp. 1,9 juta.
AMD Ryzen 3 3100 (baru) Rp. 1,7 juta
Prosesor AMD Ryzen generasi 3 yang berbasis arsitektur Zen2 ini diluncurkan pada kuartal ke 2 tahun 2020 dengan codename “Matisse” (7nm). Prosesor ini memiliki 4 core + HT (8 thread) dengan clock standard 3,4 GHz dan clock Turbo 3,7 GHz (6 core) / 3,9 GHz (1 core).
Matisse adalah generasi prosesor terbaru yang berbasis proses manufaktur 7 nm, sehingga clock GHz nya bisa jauh lebih tinggi ketimbang Ryzen generasi sebelumnya. Dengan clock standard yang jauh lebih tinggi itu, TDP nya tetap masih sama 65 watt. Temperatur standard nya agak lebih panas ketimbang Ryzen generasi lawas. Bisa dimaklumi mengingat clok GHz nya yang jauh lebih tinggi.
Matisse merupakan simbol sukses AMD mengalahkan intel dalam perlombaan proses manufaktur 7 nm. Hingga tahun 2020 ini, Intel masih saja kesulitan & kebingungan mengenai bagaimana caranya untuk memproduksi prosesor 10 nm apalagi 7 nm. Prosesor intel terbaru generasi 10 (Comet Lake) pun masih mengandalkan proses manufaktur lawas 14 nm. Sementara AMD sudah tertawa-tawa dengan prosesor Matisse 7 nm nya.
Berkat arsitektur Zen2 7nm yang bisa dipecut lebih tinggi lagi GHz nya, menjadikan Ryzen 3 3100 menjadi pilihan para overclocker maupun gamer karena harganya yang cukup terjangkau.
Tabel perbandingan 9 prosesor baru & bekas di harga kisaran Rp. 2 juta
Ikuti quiz online berhadiah dari FSP Indonesia (7 sep – 28 sep 2020) !!!!
Intel yang sekarang sudah tidak segarang dulu lagi
Ibarat roda kehidupan yang selalu berputar, kondisi Intel kini tidak lagi sehat & sehebat dulu. Bila dulu Intel bersemayam sambil tertawa di atas ranjang emas, kini intel hanya terbaring lesu di ranjang pesing yang reot & berkarat.
Harus diakui bahwa saat ini penguasa prosesor di muka bumi adalah AMD. Kekalahan Intel dalam perlombaan teknologi manufaktur 7 nm telah menyebabkan jatuhnya harga saham intel. Kondisi ini diperparah lagi dengan semakin tergerogotinya pangsa pasar Intel oleh AMD.
Seiring jebloknya harga saham Intel, harga saham AMD justru makin meroket.
Linglung & kebingungan
Dengan keberhasilan AMD merilis prosesor 7 nm (Ryzen generasi 3) maka kini memang AMD yang paling layak & paling pantas menyandang gelar jawara prosesor sejati, bukan lagi Intel.
Hingga tahun 2020 ini, intel masih saja kesulitan & linglung kebingungan untuk mencari tahu bagaimana caranya memproduksi prosesor 7 nm. Oleh karena itulah mengapa prosesor terbaru intel (gen 10 / Comet lake) bahkan masih saja menggunakan fabrikasi 14 nm seperti generasi pendahulunya. Dengan kata lain, secara teknologi prosesor, Intel selama ini memang hanya terseok-seok jalan di tempat. Sementara AMD selalu melompat ke depan di tiap generasinya
Mitos Motherboard Mahal bukan lagi alasan untuk tidak upgrade ke prosesor generasi baru
Seringkali banyak orang memaksakan & merelakan dirinya membeli prosesor lawas yang mahal itu demi mengupgrade prosesor pada platform lawas nya.
Sebagai contoh: Banyak konsumen yang merogoh kocek dalam-dalam demi membeli Core i7 4770 (Haswell) untuk mengupgrade prosesor Core i5 4570 miliknya, supaya tidak perlu mengganti motherboard.
Alasan klasiknya biasanya adalah karena kalau ganti motherboard bakal habis biaya lebih banyak.
Itu adalah sebuah pemikiran yang salah, karena harga prosesor terbaru intel & AMD justru jauh lebih murah ketimbang prosesor Core i7 lawas itu. Selain itu harga motherboard generasi baru pun juga murah yaitu cuma di kisaran Rp. 800 ribuan saja.
Anugerah Kenikmatan pengguna AMD yang hanya menjadi Mimpi Basah bagi para pengguna Intel
Bagi pemilik platform Intel lawas (misal: Haswell), sangatlah rugi jika mengupgrade prosesor platform lawas tersebut. Ini disebabkan karena tradisi licik intel yang mengharuskan konsumen selalu mengganti motherboard terbaru jika ingin menggunakan prosesor terbaru. Tradisi ganti motherboard ini memang wajib diikuti pengguna intel bila pengguna tidak mau semakin rugi.
Sebagai contoh: Dengan harga Core i7 4770 yang bahkan harga bekasnya selangit itu (nyaris Rp. 2 juta), pengguna Intel dijamin akan semakin rugi banyak ketika mengupgrade prosesor di platform lawas Haswell. Karena prosesor Core i7 Haswell tersebut kinerjanya tetap jauh lebih rendah ketimbang prosesor generasi terbaru intel (Comet Lake) yang harga barunya juga Rp. 2 juta.
Mau tidak mau, jika ingin jiwanya diselamatkan, pengguna Intel generasi lama sebaiknya mengganti motherboardnya dan beralih ke prosesor intel generasi terbaru (generasi 9/10) atau beralih ke AMD.
Jadi sesungguhnya pengguna Intel memang akan selalu terjebak dalam ritual upgrade sekaligus terjerat dalam siklus konyol ganti motherboard yang menguras koceknya.
Situasinya berbeda dengan nasib baik para pengguna AMD. Karena semua motherboard platform AMD Ryzen pasti mampu mendukung prosesor Ryzen bahkan sampai 3 generasi ke depan.
Dengan kata lain, semua motherboard di jaman Ryzen generasi 1 pasti masih bisa dipasangi Ryzen generasi 3. Anugerah Kenikmatan seperti ini adalah sebuah Mimpi Basah yang sulit menjadi kenyataan bagi pengguna Intel.
Oleh karena itu bila pengguna Intel ingin terbebas dari Ritual ganti motherboard yang tiada akhir, maka mereka tentu harus menyucikan diri dari dosa-dosa lamanya dengan ber-hijrah secara total ke AMD. Karena sesungguhnya pintu gerbang pertobatan selalu terbuka lebar bagi kaum yang berakal.
Berikut ini beberapa motherboard murah untuk prosesor Intel dan AMD generasi terbaru.
Sekalipun murah, bukan berarti jelek kualitasnya. Karena motherboard di bawah ini memiliki kualitas komponen yang termasuk cukup baik di kelas harganya yang cuma berkisar Rp. 800 ribuan.
Motherboard murah untuk prosesor Intel generasi baru
Untuk Core i5 9400F (generasi 9) bisa menggunakan motherboard Asrock H310CM-HDV yang harganya cuma sekitar Rp. 800 ribu saja.
Untuk Core i3 10100 (generasi 10) bisa menggunakan motherboard Asrock H410M-HVS yang harganya sekitar Rp. 850 ribu saja.
Motherboard murah untuk prosesor AMD generasi baru
Untuk semua Ryzen mulai generasi 1 hingga 3, bisa menggunakan motherboard Asrock A320M-HDV yang harganya cuma sekitar Rp. 800 ribu saja.
Bagi yang ingin mengoverclock prosesor Ryzen generasi 1 hingga 3, maka motherboard murah yang paling tepat untuk itu adalah Gigabyte A320-S2H V2
Meskipun murah, tapi motherboard ini memilki kualitas diatas-rata-rata yang membuatnya lebih awet & tahann korosi maupun kelembaban yaitu design Anti Sulfur dan New Glass Fabric PCB. Audio onboard nya pun menggunakan komponen yang berkualitas.
Keunggulan utama motherboard ini adalah mendukung Overclock CPU, serta dibekali segudang fitur yang mendukung overclock, yaitu jumlah sensor temperatur yang banyak, dan 2 Fan header jenis Hybrid yang bisa digunakan untuk mendukung perangkat watercooling, high speed fan, maupun pompa yang membutuhkan Ampere tinggi (2A).
Sekalipun label namanya tertulis A320, namun chipsetnya bukanlah A320 yang kelas low-end itu, melainkan chipset B350 yang secara kasta merupakan chipset AMD kelas menengah yang mendukung overclocking CPU. Gigabyte juga mengimplementasikan MOSFET design yang lebih adem temperaturnya pada motherboard ini, yang tentunya bermanfaat untuk membantu kestabilan maupun keawetan.
Motherboard dikelas harga Rp.850 ribuan umumnya menggunakan chipset A320 yang tidak mendukung overclock CPU (hanya memory saja). Sementara motherboard Gigabyte ini mendukung Overclock CPU dan Memory karena menggunakan chipset B350. (Untuk mengoverclock CPU pada motherboard Gigabyte ini bisa menggunakan software Ryzen Master)
Dengan harga cuma kisaran Rp. 900 ribu, motherboard Gigabyte berchipset B350 ini tentu jauh lebih menarik & jauh lebih unggul dibanding semua motherboard berchipset A320 yang ada di kisaran harga Rp. 850 ribu
Platform Pengujian
Berikut ini beberapa tampilan PC Reviewland yang saya pakai untuk melakukan pengujian prosesor.
Untuk mempercepat & mempermudah proses pengujian berbagai macam prosesor, saya menggunakan beberapa PC yang memang saya pakai sehari-hari
Berikut ini beberapa merk hardware yang digunakan pada PC Reviewland…
Prosesor: Intel dan AMD
Memory: V-Gen dan Team
PSU: FSP dan Corsair
SSD: Adata, Pioneer, Apacer, V-Gen
Motherboard: Gigabyte, Asrock
Videocard: MSI, Sapphire, Powercolor, Colorful
Pengujian Benchmark
Cinebench R20
Cinebench R20 merupakan benchmark prosesor yang paling populer dan menjadi kiblat pemujaan bagi umat di seluruh dunia yang ingin mengetahui kinerja prosesornya.
Hasil benchmark Cinebench R20 mencerminkan kinerja prosesor pada software Maxon Cinema 4D R20 yang merupakan aplikasi 3D content creation & rendering paling populer di Industri Profesional dan juga industri film Holywood.
Berbagai film bioskop ternama dibuat menggunakan software Maxon Cinema 4D, antara lain: Spiderman 3, Iron Man, Furious 7, Pacific Rim, War of the Worlds, Inception, Van Helsing, Doom, Beowulf, Golden Compass, Polar Express, dll.
Pada benchmark Multi core, terlihat bahwa Ryzen 7 1700 memimpin cukup jauh meninggalkan semua lawan-lawannya. Ini tidak lain berkat jumlah core yang banyak dan adanya Hyper threading (8 core, 16 thread). Sekalipun tergolong prosesor tua yang umumnya kini dijual sebagai barang bekas, namun dengan harga bekas di kisaran 2 juta, prosesor tua inilah yang masih menjadi Raja di tahun 2020. Bagi yang ingin membeli prosesor baru di harga kisaran 2 juta, maka Ryzen 5 2600 & Ryzen 5 3500 adalah yang paling layak dipilih untuk mendapatkan kinerja terbaik di Cinebench R20.
Cinebench R20 lebih menyukai jumlah Real Physical Core ketimbang adanya virtual core (Hyperthreading). Sebuah prosesor 6 core tanpa HT (6 thread) kinerjanya di Cinebench R20 akan lebih tinggi ketimbang prosesor 4 core + HT ( 8 thread). Hal ini berlaku pada prosesor Intel maupun AMD.
Pada Intel bisa terlihat pada keunggulan Core i5 9400F (6 core, 6 thread) dibanding Core i3 10100 (4core, 8 thread)
Pada AMD bisa terlihat pada keunggulan Ryzen 5 3500 (6 core, 6 thread) dibanding Ryzen 3 3100 (4 core, 8 thread)
Keunggulan Core i5 9400F (6 core, 6 thread) dibanding Ryzen 3 3100 (4core, 8 thread) juga semakin membuktikan bahwa, Cinebench R20 memang lebih menyukai Real Physical Core ketimbang Virtual Core (Hyperthreading) . Berbeda dengan Cinebech R15 dimana Ryzen 3 3100 justru lebih unggul dibanding Core i5 9400F
Sementara itu pada benchmark single core, terlihat bahwa yang mendominasi adalah prosesor generasi terbaru yang GHz nya lebih tinggi berkat proses manufatur yang lebih baru (angka nanomicron lebih kecil).
Ryzen 5 3500 terlihat memimpin di posisi puncak yang kemudian diikuti oleh Core i3 10100. Keunggulan kinerja single core ini tidak lain adalah karena clock standard (GHz) yang lebih tinggi ketimbang prosesor generasi lama.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, proses rendering yang dilakukan oleh seorang animator pasti akan selalu mengandalkan multi-core. Oleh karena itu hasil benchmark single-core tidak mencerminkan kinerja render yang sesungguhnya di dunia pekerjaan. Karena dalam prakteknya, mustahil seorang animator/content creator mau me-render menggunakan mode single core, karena pasti akan membuat pekerjaannya selesai 10x lebih lama ketimbang bila menggunakan mode multi-core.
Oleh karena itu, yang bisa menjadi acuan kinerja 3D rendering di kehidupan nyata, cukup hasil pengujian benchmark multi-core saja.
Cinebench R15
Cinebench R15 merupakan benchmark prosesor yang paling populer dan menjadi kiblat seluruh dunia bagi semua umat yang ingin mengetehui kinerja prosesornya. Sekalipun sudah dirilis versi R20 yang lebih baru, namun versi R15 lebih disukai banyak orang karena membutuhkan waktu benchmark yang lebih cepat dan tidak selama Cinebench R20.
Hasil benchmark Cinebench R15 mencerminkan kinerja prosesor pada software Maxon Cinema 4D R15 yang merupakan software 3D rendering paling populer di Industri Profesional dan industri industri film Holywood.
Berbagai film bioskop ternama dibuat menggunakan software Maxon Cinema 4D, antara lain: Spiderman 3, Iron Man, Furious 7, Pacific Rim, War of the Worlds, Inception, Van Helsing, Doom, Beowulf, Golden Compass, Polar Express, dll.
Pada benchmark Multi core, terlihat bahwa Ryzen 7 1700 lagi-lagi memimpin paling depan, meski selisih keunggulannya tidak se-dahsyat hasil Cinebench R20. Keunggulan Ryzen 7 1700 tentu saja berkat jumlah core yang banyak dan adanya Hyper threading (8 core, 16 thread). Sekalipun tergolong prosesor tua yang umumnya kini dijual sebagai barang bekas, namun dengan harga bekas di kisaran 2 juta, prosesor tua inilah yang masih menjadi Raja di tahun 2020. Bagi yang ingin membeli prosesor baru di harga kisaran 2 juta, maka Ryzen 5 2600 & Ryzen 5 3500 adalah yang paling layak dipilih untuk mendapatkan kinerja terbaik di Cinebench R20.
Berbeda dengan Cinebench R20, adanya Hyperthreading pada prosesor Intel lebih mampu mendongkrak kinerja pada Cinebench R15 ketimbang keunggulan Real Physical Core.
Ini terlihat pada keunggulan Core i3 10100 (4core, 8 thread) dibanding Core i5 9400F (6 core, 6 thread).
Namun pada prosesor AMD hal tersebut tidak berlaku. Pada prosesor AMD tetap berlaku hukum bahwa jumlah Real Physical Core lebih mendongkrak kinerja ketimbang adanya Virtual Core (Hyperthreading).
Oleh karena itu baik pada Cinebench R20 maupun R15, Ryzen 5 3500 (6 core, 6 thread) tetap saja lebih unggul dibanding Ryzen 3 3100 (4 core, 8 thread).
Berbeda dengan Cinebench R20, pada Cinebench R15 ternyata Ryzen 3 3100 mampu mengalahkan Core i5 9400F maupun Core i3 10100. Ini membuktikan bahwa berapapun jumlah core dan Hyperthreading pada prosesor Intel tetap tidak mampu membuatnya mengalahkan kasta terendah Ryzen 3 Matisse pada Cinebech R15.
Sementara itu pada benchmark single core, terlihat bahwa yang mendominasi adalah prosesor generasi terbaru yang GHz nya lebih tinggi berkat proses manufatur yang lebih baru.
Ryzen 5 3500 terlihat memimpin di posisi puncak yang kemudian diikuti oleh Core i3 10100. Keunggulan kinerja single core ini tidak lain adalah karena clock standard (GHz) yang lebih tinggi ketimbang prosesor generasi lama.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, proses rendering yang dilakukan oleh seorang animator pasti akan selalu mengandalkan multi-core. Oleh karena itu hasil benchmark single-core tidak mencerminkan kinerja render yang sesungguhnya di dunia pekerjaan. Karena dalam prakteknya, mustahil seorang animator/content creator mau me-render menggunakan mode single core, karena pasti akan membuat pekerjaannya selesai 10x lebih lama ketimbang bila menggunakan mode multi-core.
Oleh karena itu, yang bisa menjadi acuan kinerja 3D rendering di kehidupan nyata, cukup hasil pengujian benchmark multi-core saja.
Geekbench 5 (64bit)
Geekbench merupakan aplikasi lintas platform yang sangat populer dan menjadi barometer untuk mengukur kinerja hardware dengan berbqgai macam jenis aplikasi yang umum.
Software buatan Primate Lab asal Canada ini memisahkan antara test single-core dan multi-core, sehingga kita bisa tahu kinerja prosesor pada kondisi single-tasking maupun multi-tasking dengan menggunakan berbagai aplikasi & software yang disimulasikan oleh benchmark ini.
Pada pengujian multi-core terlihat bahwa Ryzen 7 1700 memimpin di posisi puncak, diikuti oleh Ryzen 5 2600. Ini jelas membuktikan bahwa jumlah core banyak yang disertai Hyperthreading membuat kedua prosesor ini memimpin klasemen puncak. Oleh karena itu prosesor lawas cenderung lebih unggul dalam pengujian multi-core ini, karena memiliki core lebih banyak di harga yang sama.
Pada Geekbench 5 terlihat bahwa prosesor intel generasi terbaru juga tak mampu menunjukkan taringnya. Meski demikian Core i5 9400F terlihat masih mampu mengalahkan Ryzen 3 3100.
Pada Geekbench 5, prosesor yang memilki Real Physical Core cenderung lebih unggul dibanding prosesor yang Real Physical Corenya lebih sedikit tapi dibekali Hyperthreading. Hal ini berlaku baik pada prosesor Intel maupun AMD,
Pada prosesor Intel dimana terlihat bahwa Core i5 94500F (6 core, 6 thread) mampu meninggalkan cukup jauh Core i3 10100 (4 core, 8 thread) dan juga mengalahkan Ryzen 5 3100 (4core, 8 thread).
Pada prosesor AMD terlihat bahwa Ryzen 5 3500 (6 core, 6 thread) juga mampu meninggalkan cukup jauh Ryzen 3 3100 (4 core, 8 thread).
Ini membuktikan bahwa Geekbench 5 memang lebih menyukai eksistensi core yang lebih banyak ketimbang adanya hyperthreading.
Pada pengujian single core terlihat bahwa prosesor generasi baru mendominasi berkat clock speed standar yang cenderung lebih tinggi.
Peringkat pertama untuk test single-core ditempati Core i3 10100, yang diikuti oleh Ryzen 5 3500 dan Core i5 9400F.
Blender 2.81 (bmw27)
Blender merupakan aplikasi 3D Content Creation yang cukup lengkap fiturnya namun gratis (open source). Oleh karena gratis, maka Blender menjadi kiblat tempat bersujud & menyembah para content creator yang menyukai aplikasi Open Source.
Sekalipun Blender kurang populer di kalangan Industri profesional (misal industri film Holywood), namun Blender sangat populer di kalangan content creator amatir maupun pelajar. Oleh karena itu kinerja benchmark prosesor di aplikasi Blender bisa menjadi barometer acuan buat kalangan tersebut ketika ingin membeli PC.
Dari perbandingan jumlah waktu (dalam detik) yang diperlukan untuk me-render gambar mobil BMW, terlihat lagi-lagi Ryzen 7 1700 menjadi yang tercepat. Sekalipun tua bangka dan kini dijual sebagai barang bekas, namun prosesor jadul ini dibekali 8 core + HT (16 thread) sehingga membuat kinerjanya tetap perkasa di tahun 2020 sekalipun.
Bagi yang kurang menyukai membeli prosesor bekas, pilihan akan jatuh pada Ryzen 5 2600 dan Ryzen 5 3500 yang juga terlihat perkasa di Blender, dan barunya tentu banyak dijual di pasaran.
Peringkat atas pada benchmark Blender ini didominasi semuanya oleh prosesor AMD. Prosesor Intel generasi baru sekalipun (Core i5 9400F dan Core i3 10100) tersungkur di klasemen bawah.
Apalagi prosesor Intel tua (tapi mahal) seperti Core i7 4770 & Core i5 7400 pasti akan tergolek berdarah-darah di dasar neraka yang paling bawah.
Core i 5 7400 yg notabene merupakan prosesor termahal harganya di artikel ini, kinerjanya justru sangat parah, dengan selisih kinerja yang amat sangat jauh dibanding yang lain. Ini tentu sangat memalukan, dan jelas akan jadi bahan tertawaan & hinaan.
Yang patut diingat adalah Blender lebih menyukai jumlah Real Physical Core ketimbang adanya Virtual Core (Hyperthreading). Sebuah prosesor 6 core tanpa HT (6 thread) kinerjanya di Blender akan lebih tinggi ketimbang prosesor 4 core + HT ( 8 thread). Hal ini berlaku pada prosesor Intel maupun AMD.
Pada Intel bisa terlihat pada keunggulan Core i5 9400F (6 core, 6 thread) dibanding Core i3 10100 (4core, 8 thread)
Pada AMD bisa terlihat pada keunggulan Ryzen 5 3500 (6 core, 6 thread) dibanding Ryzen 3 3100 (4 core, 8 thread)
Ikuti quiz online berhadiah dari FSP Indonesia (7 sep -28 sep 2020) !!!!
Kesimpulan
Dari seluruh penjelasan & perbandingan diatas terlihat bahwa di kisaran harga Rp. 2 juta untuk prosesor baru maupun bekas, prosesor AMD Ryzen adalah yang kinerjanya terbaik di tahun 2020 ini.
Untuk prosesor baru yang layak dipilih adalah AMD Ryzen 5 2600 dan Ryzen 5 3500
Untuk prosesor bekas yang layak dipilih adalah AMD Ryzen 7 1700 dan Ryzen 5 1600
Sekalipun prosesor Intel generasi terbaru memiliki kinerja & harga yang jauh lebih memuaskan dibanding pendahulunya, namun secara kinerja masih sulit menandingi berbagai tipe prosesor AMD yang ada di kisaran harga Rp. 2 juta.
Dalam tabel benchmark terlihat jelas bahwa kinerja Core i5 9400F dan Core 13 10100 selalu berada di klasemen tengah ke bawah, tidak pernah sekalipun berada di klasemen atas. Klasemen atas selalu didominasi berbagai ragam AMD Ryzen mulai dari generasi 1 hingga 3.
Apakah prosesor intel kisaran Rp. 2 juta masih layak dibeli?
Dari hasil perbandingan benchmark di atas, jelas terlihat bahwa secara logika akal sehat, semua konsumen yang masih waras pikirannya dan memiliki uang Rp. 2 juta tentu wajib hukumnya untuk memilih prosesor AMD Ryzen ketimbang Intel.
Namun jika karena suatu hal konsumen itu dipaksa hanya boleh membeli prosesor intel saja, atau jika ada Undang Undang yang melarang warga untuk membeli prosesor AMD, maka dengan amat sangat terpaksa, Core i3 10100 (LGA 1200) boleh menjadi pilihan yang lebih mendingan ketimbang Core i5 9400F (LGA 1151). Karena ketika intel sudah melangkahkan kakinya ke socket LGA 1200, maka platform LGA1151 secara otomatis telah ter-vonis mati untuk upgrade ke depannya.
Namun terlepas boleh tidaknya membeli prosesor Intel ataupun AMD, ada prosesor yang jelas Haram Hukumnya untuk dibeli di kisaran Rp. 2 juta. Apa itu kalau tidak lain dan tidak bukan adalah “si durjana” Core i7 4770 (Haswell), dan “si durhaka” Core i5 7400 (Kaby Lake).
Dalam duel maut di kelas harga Rp. 2 juta ini, kedua prosesor lawas intel itu harus rela jadi bulan-bulanan massa hingga akhirnya jatuh tersungkur dan terkapar bersimbah darah.
Oleh karena itu, sudah layak & sepantasnya vonis fatwa haram dijatuhkan pada kedua prosesor jahanam itu, apalagi keduanya dijual dengan harga Rp. 2 juta di bursa prosesor bekas.
Prosesor usang dengan harga selangit seperti itu adalah penistaan bagi harga prosesor-prosesor terbaru. Oleh karena itu sudah layak & sepantasnya kedua prosesor jahanam itu harus dihukum & dikeroyok massa.
BANGKIT DR KUBUR
hahaha
wkkwkkwk miminya lulusan meme terbaik dehh
terimakasih ya wkwkwkw
haahahaha…sy suka review yg dibumbui banyolan parodi satir & meme cerdas mas budz sejak dulu. orisinil.
terimakasih ya hahaha
kalau 6 core di kisaran 2jt, mending mana? ryzen 3600 atau i5 10400f?
Jelas mending ryzen 3600. Kinerja ryzen 5 3600 jauh lebih tinggi dibanding core i5 10400F. Apalagi ryzen 5 3600 masih bisa di OC, bisa semakin jauh lagi meninggalkan i5 10400F.
tau reviewland di tahun 2008 an jaman radeon hd4800 series, dikira sudah ke alam baka ternyata bankit dari kubur wkwkwk. kalo ada di ig atau tiktok kayanya seru
hehehe.. website review indonesia dari era taun 2000-an yg masih ada sampe sekarang kayanya memang cuma reviewland.
Bang budzkay, ayo dong update lagi. Soalnya ini salah satu website yang sering aku kunjungi untuk baca baca artikel lamanya.
udah ada beberapa update artikel baru tentang perbandingan prosesor & vgacard
Ke inget project water cooling yang pernah gua liat pas masih sd, terus inget nama budz kay. Semoga suhu selalu sehat hahaha.
hahaha, sekarang watercooling udah populer jadi AIO. walupun kinerjanya kurang lebih hampir samaa dengan HSF yg bagus