Duel ponsel android 2023 harga Rp.4juta – Rp.5juta : Samsung A33 5G, Oppo Reno8 T 4G, Vivo V23 5G, Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G, Realme 10 Pro 5G
Halaman 1 : Ponsel terlaris di kelas Rp.4 juta-Rp.5 juta & Ranking penjualan ponsel
Halaman 2 : Review Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G
Halaman 3 : Review Samsung A33 5G
Halaman 4 : Review Realme 10 Pro 5G
Halaman 5 : Review Oppo Reno8 T 4G
Halaman 6 : Review Vivo 23 5G
Halaman 7 : Perbandingan benchmark kinerja, fast charging, stamina batere
Halaman 8 : Kesimpulan, Ponsel China yg bukan betulan China, Mengapa Huawei dilaknat
Samsung A33 5G : Selalu setia mengandalkan 4 mata, OIS, dan kamera Sony
8/128GB (Rp.4,5 juta) *tersedia juga tipe 8/256GB
Ditengah gempuran ponsel merk China, Samsung masih tetap mampu bertahan menjadi merk populer di Indonesia berkat seri A yg menjadi idola konsumen. Konfigurasi “4 mata” alias 4 kamera terbukti sukses menjadi resep andalan Samsung untuk memikat hati konsumen, khususnya pemuja jumlah kamera.
Samsung merupakan merk ponsel terlaris #1 di dunia dan menempati peringkat #2 terlaris di Indonesia & peringkat terlaris #1 di India, Vietnam, dan Thailand.
Samsung A33 5G hadir dengan jumlah kamera belakang terbanyak dibanding kompetitornya, dan cukup efektif bagi konsumen yang menganggap bahwa makin banyak kameranya berarti makin baik.
Ponsel Samsung ini juga sangat cocok bagi pemuja merk Sony, bahkan mantan pengguna ponsel Sony seharusnya bersimpuh & bersujud pada Samsung A33 5G karena 3 kamera pada ponsel asal Korea ini semuanya menggunakan sensor buatan produsen Jepang, Sony.
Samsung membekali kamera belakang utama A33 5G dengan kamera Sony IMX 582 (48MP F1.8) yg memiliki fitur PDAF & OIS.
Kamera Ultra Wide 16mm F2.2 yg digunakan juga menggunakan sensor buatan negeri matahari terbit, yaitu Sony IMX 355.
Sensor Sony IMX355 yg digunakan pada kamera Ultra Wide di ponsel Samsung ini sama persis dengan yg digunakan Xiaomi untuk kamera Ultra Wide di Redmi Note 11 Pro 5G.
Sedangkan untuk kamera Macro & Depth sensor, Samsung memutuskan untuk menggunakan sensor buatan perusahaan asal Shanghai, China, yaitu GalaxyCore.
Padahal ponsel merk China seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme biasanya tidak mau menggunakan sensor kamera Macro & Depth sensor buatan negara China sendiri, tapi malah menggunakan sensor buatan perusahaan Amerika, OmniVision. Sedangkan ponsel merk Korea ini ternyata malah menggunakan sensor buatan perusahaan China.
Berbeda dengan kebanyakan ponsel China yg sarat dijejali kamera buatan perusahaan Korea (Samsung) & perusahaan Amerika (OmniVision), anehnya pada ponsel Samsung A33 5G malah tidak ada komponen kamera buatan Samsung maupun OmniVision. Ketimbang menggunakan kamera buatannya sendiri, Samsung malah lebih memilih perusahaan Jepang (Sony) dan perusahaan China (GalaxyCore) sebagai suplier kamera ponsel ini.
Bahkan jumlah kamera buatan Sony pada Samsung A33 5G sangat mendominasi dan ponsel ini sesungguhnya lebih layak dilabeli merk Sony, yg sudah pensiun membuat ponsel karena Sony sudah kenyang & tertawa dari penjualan sensor kamera dari setiap ponsel yg terjual di muka bumi.
Fitur video stabilizer ada pada kamera belakang Samsung A33 5G, dan mendukung video recording resolusi 4K juga.
Seandainya depth sensor diganti dengan telephoto optical zoom 2X tentu akan lebih menarik lagi (seperti pada ponsel lawas legendaris Realme 6 Pro yg juga memiliki 4 mata). Namun adanya depth sensor pada Samsung A33 5G paling tidak mampu membuat pengguna bisa memilih titik fokus dan mengatur intensitas efek bokeh pada hasil jepretan foto. Jadi pengguna tidak perlu khawatir salah fokus ataupun terlalu ekstrim menerapkan efek bokeh ketika memotret, karena bisa dirubah titik fokus & bokehnya belakangan.
Meski jumlah total kamera belakangnya ada 4, cukup disayangkan bahwa spek kamera utama Samsung A33 5G cuma 48MP, megapixelnya paling rendah dibanding ponsel lain yg dibandingkan disini. Namun paling tidak kamera utamanya itu bikinan Sony dan dibekali OIS yg sebetulnya lebih bermanfaat untuk mencegah blur karena getaran tangan terutama ketika dipakai memotret dalam kondisi kurang pencahayaan.
Harap diingat, Samsung A33 5G adalah satu-satunya ponsel di kelas harga Rp.4-5juta yg kameranya dibekali OIS. Kontestan lainnya tidak ada yg memiliki OIS di kameranya. Namun tetap harus diakui bahwa untuk sebuah ponsel yg harganya di kisaran Rp.4juta-5juta Samsung rupanya cukup pelit untuk tidak mau memberikan kamera beresolusi 64MP ataupun 108MP seperti yg mampu diberikan Xiaomi yg harganya lebih murah.
Walaupun sebagian orang menganggap resolusi kamera 108MP adalah gimmick marketing, paling tidak fitur OIS biasanya tidak akan dianggap sebagai gimmick marketing karena jelas berguna. Dan Samsung memutuskan memilih menanamkan fungsi (OIS) ketimbang gimmick (108MP) pada A33 5G.
Untuk kamera depan (selfie) pada A33 5G, Samsung lagi-lagi mempercayakan produsen asal Jepang, Sony. Kamera depan (selfie) pada ponsel ini menggunakan sensor Sony IMX 258, meskipun dalam hal megapixel kurang mampu dibanggakan karena cuma 13MP F2.2. Diafragma lensa F2.2 sebetulnya agak membantu dalam kondisi ruangan minim cahaya, namun kamera selfie-nya kurang mampu memikat kaum hawa karena miskin fitur beautify, tidak seperti Vivo V23 5G yg disembah & dipuja kaum hawa karena fitur beautify-nya paling lengkap.
Selain itu, sekalipun menggunakan sensor buatan Sony, namun kamera depan Samsung A33 5G belum dilangkapi fitur AF, yg tentunya sangat kontras dengan kamera depan Vivo V23 5G yg dilengkapi bukan cuma sekedar AF biasa, tapi bahkan Eye-AF yg lebih superior.
Kamera depan pada A33 5G juga tidak bisa dimatikan video stabilizer nya untuk mendapatkan kualitas video yg lebih baik (Always-On EIS seperti pada Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G), namun paling tidak ini bisa diakali dengan menggunakan mode video recording 4K. Karena ketika merekam video dalam mode 4K sudah pasti off video stabilizernya.
Pada mode video recording 1080p untuk kamera belakagnya, juga tersedia pilihan 60fps yg berguna untuk mendapatkan framerate lebih halus terutama bila nantinya hasil video ingin diedit jadi slo-mo. Harap dicamkan, tidak semua ponsel di kelas Rp.4-5 juta mampu merekam video 1080p @60fps. Jadi ini merupakan salah satu keunggulan Samsung A33 5G.
Namun dalam hal kualitas kamera depan secara umum, Samsung A33 5G masih belum bisa menandingi Vivo V23 5G.
Kaum hawa, vlogger, youtuber & content creator jelas akan melirik Vivo 23 5G yg kamera selfie-nya amat sangat superior (50MP F2.0 dengan Eye-AF) dan tak mampu dikalahkan konstestan lainnya seperti Samsung A33 5G yg cuma dibekali kamera selfie “ala kadarnya” sama seperti Redmi Note 11 Pro 5G dan Realme Pro 10 5G. Namun paling tidak kamera selfie Samsung A33 5G yg menggunakan sensor buatan Sony ini masih lebih baik ketimbang kamera selfie pada Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G yg menggunaan sensor buatan OmniVision yg aslinya merupakan sensor 4MP yg dipaksakan menjadi 16MP.
Untuk prosesor, Samsung A33 5G menggunakan prosesor buatan Samsung sendiri yaitu Exynos 1280 yg kinerjanya masih diatas prosesor pada Oppo Reno8 T 4G, Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G, Realme 10 Pro 5G, namun masih kalah dibanding Vivo V23 5G.
Kinerrja gaming prosesor Samsung Exynos 1280 juga cukup bagus dan hanya kalah oleh Mediatek Dimensity 920 yg digunakan pada Vivo V23 5G. Karena itulah Samsung menargetkan kaum gamer juga pada iklan-iklan Samsung A33 5G.
Biasanya Samsung selalu setia menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon untuk ponsel seri A mereka, namun kali ini Samsung memutuskan menggunakan prosesor Exynos buatan mereka sendiri agar ponsel seri A mereka tidak mengalami fenomena “downgrade spek demi 5G” akibat menggunakan prosesor Snapdragon 696 5G seperti yg dialami Xiaomi & Realme.
Perlu diketahui bahwa penggunaan prosesor Snapgragon 695, sekalipun sudah mendukung 5G, namun akan menyunat kemampuan videorecording 4K. Oleh karena itu Samsung menolak menggunakan Snapdragon pada A33 5G, agar supaya ponsel seri A mereka ini tetap bisa membanggakan fitur video recording 4K.
Dari semua kontestan yg dibandingkan, hanya Samsung A33 5G dan Vivo V23 5G saja yg mampu menyuguhkan vode recording 4k untuk kamera depan & belakang. Karena sama seperti Samsung, Vivo pun juga tidak mau kehilangan fitur video recording 4K pada ponsel 5G seri V andalan mereka.
Sama seperti Redmi Note 11 Pro, Samsung A33 5G juga cocok untuk kalangan pekerja kantoran maupun lapangan, terutama karena adanya fitur IP67 (anti debu & percikan air) yg membuatnya akan menjadi impian para ojol sukses maupun content creator yg banyak melakukan perekaman dalam kondisi outdoor yg kotor & basah.
Angka 6 pada IP67 artinya ponsel ini memiliki ketahanan debu di level 6 (lebih tahan debu ketimbang Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G yg level 5), dan angka 7 pada IP67 artinya ponsel ini memilihi ketahan air di level 7, yg artinya bukan cuma tahan cipratan air seperti ponsel Xiaomi, tapi bahkan tahan direndam ke dalam air berkedalaman 1 meter bahkan hingga durasi 30 menit.
Ketika ponsel anda tak sengaja jatuh kecemplung ke dalam air, tentu saja anda akan cepat-cepat berusaha mengambilnya dan tidak mungkin membiarkannya lebih dari 30 menit. Waktu 30 menit jelas cukup lama untuk melakukan misi pencarian & penyelamatan ponsel anda yg kecemplung di kolam.
Jadi kalau terendam air sedalam 1 meter selama 30 menit saja tahan, apalagi kalau cuma disiram air atau kehujanan.
Ketika dipakai dalam kondisi hujan, Samsung A33 5G jelas hanya akan tersenyum, sehingga sangat ideal dimiliki kaum ojol, maupun pekerja lapangan seperti buruh tambang, offroader, atau pecinta turing yang sering hujan-hujanan dengan motornya.
Sudah bukan rahasia lagi di kalangan sales ponsel, bahwa konsumen kelas pekerja lapangan yg keras lingkungan kerjanya umumnya tetap ngotot memilih Samsung yg tahan debu & air, dan menolak menggunakan merk lain sekalipun ada keunggulan fitur lain yg ditawarkan.
Sedangkan kalangan konsumen yg takut kehujanan & kepanasan jelas tidak menganggap penting adanya fitur tahan debu & air (IP53/IP67) pada sebuah ponsel, karena mereka sendiri lebih takut kulitnya hitam & rambutnya basah kehujanan, dan lebih menyukai kegiatan indoor (nge-mall misalnya) ketimbang outdoor.
Kapasitas batre 5000mAH juga semakin meneguhkan status Samsung A33 5G sebagai ponsel untuk kerja di lapangan seharian (kapasitas batrenya sama seperti Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G).
Namun yg jelas fitur IP67 (tahan dicelup air) pada Samsung A33 5G akan memiliki keunggulan spesial di hati para kaum “Pascol” yg selalu membawa ponselnya ke kamar mandi, dan juga bisa diandalkan oleh kaum wanita untuk dipakai menggelinjang di dalam bath tub, tanpa khawatir ponselnya kecemplung ke dalam bath tub.
Kaum pekerja lapangan yg suka merekam video juga akan lebih menyukai Samsung A33 5G karena kamera belakangnya dibekali video stabilizer dan kemampuan video recording 4K yg tidak ada pada Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G.
Dengan selisih harga lebih mahal Rp.500 ribu, Samsung A33 5g ini berpotensi membuat konsumen tidak jadi membeli Redmi Note 11 Pro 5G, demi merk Samsung yg lebih berwibawa, prosesor yg lebih kencang, dan adanya fitur video stabilizer yg sangat penting bagi orang yg suka merekam & meliput kejadian. Selain juga sensasi kamera “4 mata” yg mendongkrak penampilan ponsel Samsung di mata para tetangga.
Dalam hal kemampuan video recording 4K, kaum content creator dihadapkan pada 2 pilihan saja, yaitu Samsung A33 5G dan Vivo V23 5G. Namun bila adegan yg diambil banyak dalam kondisi outdoor yg kotor & berhujan-hujan, jelas Samsung A33 5G yg layak dipilih.
Walaupun dibekali fitur Fast Charging, namun kemampuan Fast Charging Samsung A33 5G paling rendah dibanding konstestan lainnya. Dengan kemampuan Fast Charger cuma 25W membuat banyak pengguna Samsung A33 5G sering mengeluhkan waktu pengisian yg lebih lama dibanding tipe lain di kelas harga Rp.4-5 juta. Kemampuan fast charging Samsung A33 5G bahkan sangat kontras dengan Xiaomi Redmi Note 11 Pro yg waktu fast chargingnya adalah yg tercepat dari semua kontestan lainnya karena Xiaomi membekalinya dengan fast charger 67W, yg nyaris 3X lebih bertenaga ketimbang fast charger Samsung A33 5G yg loyo itu.
Berbeda dengan Oppo & Realme yg menggunakan kabel charger khusus yg jalur pin-outnya tidak standard, Samsung menggunakan kabel charger standard umum sehingga kalau rusak bisa diganti dengan kabel merk third-party selama kualitas & speknya fast chargingnya sama.
Baik Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G maupun Samsung A33 5G keduanya berebut segmen konsumen yg sama yaitu kaum pekerja kantoran & pekerja lapangan karena memiliki standardisasi rating anti debu & anti air. Namun Fakta membuktikan A33 5G terbukti lebih laku ketimbang Redmi Note 11 Pro 5G yg lebih murah. Itu artinya brand image Samsung, efek kamera “4 mata”, prosesor yg lebih kencang, dan video recording 4K lebih menjadi pertimbangan konsumen untuk rela merogoh koceknya lebih dalam untuk menebus Samsung A33 5G ketimbang Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G.
Kaum content creator juga mustahil akan menyukai fitur video stabilizer (EIS) yg Always-On pada Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G, karena mereka jadi tidak bisa mendapat peningkatan kualitas video recording dengan mematikan fitur EIS. Karena kaum content creator umumya memiliki tripod bahkan gimbal untuk mendapatkan stabilisasi video recording, dan lebih mengutamakan kemampuan video recording 4K yg jelas tidak ada pada Xiaomi Redmi Note 5G.
Selain itu adanya sensor fingerprint dibawah layar juga akan membuat Samsung A33 5G terlihat jauh lebih mewah & berkelas ketimbang Redmi Note 11 Pro. Karena umumnya orang-orang akan melihat ketika anda dengan bangganya menempelkan jempol di layar.
Sensor fingerprint dibawah layar sebetulnya sudah dipelopori sejak tahun 2018 oleh ponsel legendaris Vivo V11 Pro yg hingga kini kamera AI Selfie 24MP nya masih tetap disegani oleh ponsel keluaran baru sekalipun. Yang jelas hasil foto kamera selfie 13MP pada Samsung A33 5G yg notabene keluaran tahun 2022 ini masih lebih jelek ketimbang kamera selfie Vivo V11 Pro yg keluaran tahun 2018. Jadi untuk kamera selfie, jangan harap A33 5G mampu menandingi Vivo V23 5G yg dibandingkan disini.
Samsung selalu menggunakan layar AMOLED untuk ponsel-ponsel mereka, tak terkecuali A33 5G yg menggunakan layar Super AMOLED 6.4″ dengan refresh rate 90Hz. Namun sayangnya jenis layar AMOLED yg digunakan bukan tipe HDR, sehingga pengguna ponsel Samsung ini akan menangis meraung-raung ketika melihat daftar Movie HDR di Netflix misalnya. Hanya Vivo 23 5G satu-satunya ponsel di kelas harga Rp.4-5 juta yg layarnya mendukung HDR10+
Sekali anda pernah menyaksikan movie dengan kualitas & kontras HDR, maka anda akan malas menyaksikan movie dengan kualitas gambar biasa (non-HDR). Namun perlu diingat bahwa movie HDR mewajibkan untuk ditonton menggunakan layar jenis HDR pula. Karena kalau tidak mematuhi syarat mutlak itu, maka kita justru akan dihukum dengan kualitas gambar yg malah makin lebih buruk & sangat parah (low contrast). Hukuman adalah konsekuensi bagi konsumen yg tidak mematuhi syarat spek yg diwajibkan oleh produsen.
Harap diingat baik-baik, layar AMOLED sudah ada sejak jaman dulu, tapi jenis layar HDR adalah layar jenis baru yg baru muncul baru-baru ini, dan hanya segelintir saja ponsel yg layarnya HDR, salah satunya Vivo V23 5G. Sekalipun cukup banyak Movie versi HDR di luaran sana, namun mayoritas ponsel layarnya belum mendukung HDR karena itu teknologi baru yg masih mahal.
Halaman 1 : Ponsel terlaris di kelas Rp.4 juta-Rp.5 juta & Ranking penjualan ponsel
Halaman 2 : Review Xiaomi Redmi Note 11 Pro 5G
Halaman 3 : Review Samsung A33 5G
Halaman 4 : Review Realme 10 Pro 5G
Halaman 5 : Review Oppo Reno8 T 4G
Halaman 6 : Review Vivo 23 5G
Halaman 7 : Perbandingan benchmark kinerja, fast charging, stamina batere
Halaman 8 : Kesimpulan, Ponsel China yg bukan betulan China, Mengapa Huawei dilaknat